oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du.
Dari Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَخَلَ سُوقاً مِنَ الأَسْوَاقِ، فَقَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ، وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ
Artinya:
“Barangsiapa masuk pasar, kemudian dia membaca:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, LAHUL-MULKU WA LAHUL-HAMDU, WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QODIIR.
Siapa yang membaca doa di atas ketika masuk pasar, Allah akan mencatat untuknya satu juta kebaikan, dan menghapuskan darinya satu juta keburukan.”
Keterangan Status Hadis:
Dalam Silsilah al-Ahadits as-Shahihah, Imam al-Muhadits, al-Albani rahimahullah menjelaskan status hadis ini,
Hadis ini diriwayatkan oleh at-Thabrani dalam ad-Du’a (2/1167/793), dari Ubaid bin Ghannam dan al-Hadhrami, keduanya dari Ibnu Abi Syaibah, dari Abu Khalid al-Ahmar, dari al-Muhajir bin Habib, dari Salim bin Abdullah bin Umar, dari Ibnu Umar, dari Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad dalam Zawaid az-Zuhd (hlm. 214), dari Ibnu Abi Syaibah, dengan sanad yang sama seperti di atas. Hanya saja, tidak disebutkana nama Salim bin Abdullah bin Umar.
Kemudian Imam al-Albani menegaskan,
ورجال إسناده ثقات غير المهاجر بن حبيب، وهو محرف، والصواب “مهاصر”
”Perawi dalam sanad hadis ini semuanya tsiqah, selain al-Muhajir bin Habib, dan ada kesalahan penulisan nama. Yang benar, Muhashir (bin Habib).” (Silsilah as-Shahihah, 7/381)
Tentang Muhashir bin Habib
Muhashir bin Habib az-Zubaidi, saudara Dhamrah bin Habib az-Zubaidi dari daerah Syam. Abu Hatim mengatakan, “Tidak masalah dengannya.”
Beliau dinilai tsiqqah (terpercaya) oleh Ibnu Hibban, al-Ajuli, dan al-Haitsami. Dalam bukunya at-Tsiqat (daftar perawi terpercaya), Ibnu Hibban menyebutkan biografi Muhashir,
يروي عن جماعة من الصحابة، وعنه أهل الشام، مات سنة ثمان وعشرين ومئة
“Beliau meriwayatkan dari sekelompok sahabat. Dan beliau menyampaikan hadis kepada penduduk syam. Meninggal tahun 128 H. (at-Tsiqat Ibnu Hibban, 5/454, dinukil dari Silsilah as-Shahihah, 7/379).
Kesimpulan berdasarkan keterangan di atas, hadis yang menyebutkan anjuran doa khusus ketika pasar adalah hadis yang hasan, sehingga bisa diterima sebagai dalil.
Arti Doa Masuk Pasar
Teks Doa:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, LAHUL-MULKU WA LAHUL-HAMDU, WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QODIIR.
(Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya dan Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu)
Rahasia Dzikir Masuk Pasar
Dzikir ini sangat ringan, namun memberikan nilai pahala sangat besar. Mengapa bisa demikian? Jawabannya karena dzikir ini dibaca di pasar. Di baca di tempat umumnya manusia lupa Allah, jauh dari ibadah.
Di saat manusia dalam kondisi lupa Allah, ada diantara hamba-Nya yang justru berdzikir dan mengingat Sang Pencipta. Di saat semua manusia sibuk dengan dunia dan perdagangannya, dia justru menjadi orang yang ingat Allah. Banyak berdzikir ketika di masjid, atau ketika di tengah majlis dzikir, adalah perbuatan yang lumrah. Namun berdzikir di tempat umumnya orang lupa Allah, adalah amalan yang istimewa.
Beramal di Tengah Kelalaian Manusia
Kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, melaksanakan jamaah isya di awal malam. Beliau rutinkan itu, agar tidak memberatkan umatanya. Namun suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhirkan shalat isya hingga tengah malam. Para sahabat dengan setia menunggu beliau di masjid hingga tengah malam. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dan membesarkan hati para sahabatnya,
مَا يَنْتَظِرُهَا أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ الأَرْضِ غَيْرَكُمْ
”Tidak ada seorangpun di muka bumi ini yang menunggu shalat isya, selain kalian.” (HR. Bukhari 566 dan Muslim 638)
Ketika menjelaskan hadis ini, Ibnu Rajab mengatakan,
وفي هذا إشارة إلى فضيلة التفرد بذكر الله في وقت من الأوقات لا يوجد فيه ذاكر له ولهذا ورد في فضل الذكر في الأسواق ما ورد من الحديث المرفوع والآثار الموقوفة حتى قال أبو صالح: إن الله ليضحك ممن يذكره في السوق وسبب ذلك أنه ذكر في موطن الغفلة بين أهل الغفلة
Dalam hadis ini terdapat keterangan tentang keutamaan berdzikir kepada Allah di waktu-waktu dimana tidak ada orang yang berdzikir. Karena itulah, terdapat keutamaan besar untuk dzikir ketika masuk pasar, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keterangan sahabat. Hingga Abu Sholeh mengatakan,
“Sesungguhnya Allah tertawa terhadap orang yang berdzikir ketika masuk pasar. Sebabnya adalah orang ini berdzikir di tempat yang melalaikan, di tengah-tengah orang yang lalai untuk berdzikir kepada Allah.” (Lathaif al-Ma’arif, hlm. 131).
Kemudian, al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan beberapa keutamaan berdzikir di tengah kelalaian masyarakat dalam mengingat Allah, diantaranya,
- Dzikir ini akan lebih rahasia. Sementara amal sunah yang lebih rahasia, nilainya lebih besar. Karena itu, dzikir di keramaian hendaknya dibaca pelan, tanpa menggunakan tasbih.
- Amal ini lebih berat dilakukan. Karena umumnya manusia akan mengikuti apa yang dilakukan masyarakat di sekitarnya. Dan semakin berat amal itu dikerjakan, pahalanya semakin besar.
- Berdzikir di tengah kelalaian masyarakat, menjadi sebab Allah tidak menurunkan adzab kepada mereka.Ibnu Rajab menyebutkan, قال بعض السلف: ذاكر الله في الغافلين كمثل الذي يحمي الفئة المنهزمة ولولا من يذكر الله في غفلة الناس لهلك الناس
- Sebagian ulama salaf mengatakan, ”Berdzikir mengingat Allah di tengah orang yang lupa Allah, ibarat orang yang melindungi sekelompok masyarakat yang lemah. Andaikan bukan karena keberadaan orang yang berdzikir di tengah kelalaian manusia, niscaya mereka akan binasa.” (Lathaif al-Ma’arif, hlm. 133).
Kisah Menakjubkan
Diceritakan oleh Abu Qilabah (w. 104 H) – seorang ulama tabiin –,
التقى رجلان في السوق فقال أحدهما للآخر تعال نستغفر الله في غفلة الناس ففعل فمات أحدهما فلقيه الآخر في النوم فقال علمت أن الله غفر لنا عشية التقينا في السوق
Ada dua orang mukmin yang ketemu di pasar. Kemudian yang satu menasehatkan kepada temannya, ’Mari kita memohon ampun kepada Allah di tengah kelalaian manusia.’ Keduanyapun banyak membaca istighfar. Suatu ketika salah satu orang ini meninggal. Tiba-tiba yang hidup ketemu temannya dalam mimpi. Dia berpesan, ’Tahukah kamu, ternyata Allah mengampuni dosa kita sore hari ketika kita ketemu di pasar.’ (At-Targhib wa at-Tarhib, no. 2620)
Semoga kita dimudahkan untuk selalu rutin berdzikir di setiap kesempatan.
Allahu a’lam
0 komentar:
Posting Komentar