1. TIGA LANDASAN DASAR DAN 2 KAIDAH DASAR AGAMA
a. Tiga Landasan Yang Wajib Diketahui Oleh
Setiap Muslimin Dan Muslimat
Tiga landasan itu adalah Pengetahuan seorang
hamba tentang Rabbnya, Agamanya dan Nabinya Muhammad Shalallahu alaihi
wassalam.
Apabila engkau ditanya : "Siapakah Rabbmu
?" Maka Jawablah :"Rabbku adalah Allah, Dialah yang telah menjadikan
bagiku segala sesuatu dan menjadikan bagi seluruh alam semesta dengan
nikmatNya. Dan Dia adalah sesembahanku, tidak ada sesembahan bagiku kecuali Dia.
Apabila engkau ditanya :"Apakah Agamamu
?" Maka jawablah : "Agamaku adalah Islam, yaitu berserah diri kepada
kepada Allah dengan Tauhid, menundukkan diri kepadaNya dengan ketaatan serta
berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya."
Apabila engkau ditanya :"Siapakah Nabimu
?"Maka jawablah :"Nabiku adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul
Muthalib bin Hasyim, Hasyim berasal dari suku Quraisy dan suku Quraisy berasal
dari bangsa Arab, Bangsa berasal dari keturunan nabi Ismail bin Ibrahim,
shalawat dan salam bagi keduanya dan bagi nabi kita yang paling mulia Muhammad
Shalallahu alaihi wassalam.
b. Landasan Dan Kaidah Agama Ada 2 Perkara
Pertama : Perintah beribadah kepada Allah semata dan
tidak menyekutukan bersamaNya sesuatu apapun, bersungguh-sungguh menyeru
perkara ini, berloyalitas diatasnya (Tauhid) dan mengkafirkan orang yang
meninggalkannya (Tauhid).
Kedua : Memperingatkan dari kesyirikan dalam
peribadahan kepada Allah serta bersungguh-sungguh dalam perkara tersebut,
membangun permusuhan bagi orang yang berada di atas kesyirikan tersebut dan
mengkafirkan barangsiapa yang melakukannya (syirik).
2. SYARAT-SYARAT "LA ILAHA ILALLAH"
BESERTA DALIL-DALIL DARI AL-QUR'AN DAN AS-SUNNAH
a. Syarat-Syarat " La Ilaha Ilallah"
Pertama : Ilmu, ( memahami) maknanya baik penafian
maupun pengisbatan.
Kedua : Yakin, yaitu kesempurnaan ilmu tentang kalimat
tersebut. Menafikan adanya kebimbangan dan keraguan.
Ketiga : Ikhlas, Menafikan adanya kesyirikan.
Keempat : Jujur, Menafikan adanya kedustaan.
Kelima : Mencintai kalimat ini dan segala konsekuensinya
serta merasa bahagia dengannya..
Keenam : Tunduk kepada hak-hak kalimat tersebut, yaitu
mengamalkan kewajiban dengan ikhlas kepada Allah serta mengharapkan ridhoNya.
Ketujuh : Menerima, menafikan adanya penolakan.
b. Dalil-Dalil Dari Al-Qur'an Dan As-Sunnah
Tentang Syarat" La Ilaha Ilallah"
Dalil Tentang Syarat Ilmu :
Firman Allah Ta'ala :
Artinya : "Maka Ketahuilah, bahwa
Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan) yang Haq selain Allah " (QS.
Muhammad : 19)
Dan juga firmanNya :
Artinya : " Kecuali orang yang bersaksi
dengan kebenaran dalam keadaan mereka mengetahuinya" (QS. Az-Zukhruf :
86)
Yaitu : dengan kalimat " La ilaha ilallah"
Dan makna (dan mereka mengetahui) dalam ayat ini
yaitu mengetahui dengan hati-hati mereka apa-apa yang mereka ucapkan dengan
lisan mereka.
Dan dalil dari As Sunnah adalah hadits yang
tsabit dalam " As Shohih" dari Utsman Radiyallahu'anhu, beliau
berkata : Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda :
Artinya : "Barangsiapa yang mati dalam
keadaan dia mengilmui bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang haq kecuali
Allah, maka dia masuk surga" HR. Muslim (26) Ahmad (464) An Nasa'I dalam
"Al Kubro" (109252) Al Bazzar (415) Ibnu Hibban (201)
Dalil Tentang Syarat Yakin :
Firman Allah ta'ala :
Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang
beriman itu adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,
Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan
jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar" (QS.
Al-Hujurat : 15)
Dan disyaratkan dalam kejujuran iman mereka
kepada Allah dan RasulNya adalah mereka tidak berada dalam keraguan, yaitu
tidak bimbang. Adapun orang yang berada dalam kebimbangan maka dia termasuk
dari golongan munafik
Dan dalil dari As Sunnah, Hadits yang tsabit
dalam " As Shohih" dari Abu Hurairoh Radiyallahu' anhu, beliau
berkata : Bersabda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam :
Artinya : "Aku bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang Haq kecuali Allah dan sesungguhnya aku adalah Utusan Allah, dan
tidaklah seorang hamba bertemu Allah dengan kedua persaksian ini tanpa ada
keraguan di dalamnya, kecuali di akan masuk surga" HR. Muslim (27)
Ahmad (11080) Ibnu Hibban (6530) Abu Ya'la (1199) Al Baihaqi dalam "
Dala'il Nubuwah" (5/229)
Dan dalam riwayat lain :
Artinya : "Tidaklah seorang hamba bertemu
Allah dengan dua persaksian tersebut tanpa ada keraguan di dalamnya akan
terhalang dari surga"
Dan juga hadits dari Abu Hurairoh Radhiyallahu'
anhu dalam sebuah hadits yang panjang :
Artinya : "Barangsiapa yang engkau temui di
balik dinding ini, dia bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali
Allah dalam keadaan hatinya yakin diatas persaksian itu, maka berikanlah kabar
gembira baginya dengan surga" HR. Muslim (31) Ibnu Hibban (4543)
Dalil Tentang Syarat Ikhlas :
Firman Allah ta'ala :
Artinya : "Ingatlah, Hanya kepunyaan
Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)". (QS. Az-Zumar : 3)
Firman Allah ta'ala :
Artinya : "Dan tidaklah mereka tidak
diperintah kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam agama yang lurus" (QS Al-Bayyinah : 5)
Dan dalil dari As Sunnah, Hadits yang tsabit
dalam "As Shohih" dari Abu Hurairoh Radiyallahu anhu, Sesungguhnya
Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda :
Artinya : " Manusia yang paling bahagia
dengan syafa'atku adalah orang yang megucapkan “La ilaha Ilallah” ikhlas dari
hatinya (atau jiwanya)" HR. Bukhari (99) Ahmad (2/ hal. 472)
Dan dalam " As Shohih" dari Utban bin
Malik Radiyallahu' anhu dari Nabi Shalallahu alaihi wassalam, Beliau Shalallahu
alaihi wassalam bersabda :
Artinya : "Sesungguhnya Allah mengharamkan
bagi neraka barangsiapa yang mengucapkan La ilaha Ilallah yang dengan ucapannya
itu dia mengharapkan wajah Allah azza wa jalla" HR. Bukhari (424, 5401)
Muslim (33) Ahmad (16482) An Nasa'i dalam Al Mujtaba' (787,1326)
Dan diriwayatkan Imam An Nasa'i dalam " Al
yaumu wa Laylatu" dari hadits dua orang shahabat nabi Radhiyallahu anhuma,
dari nabi Shalallahu alaihi wassalam, bahwa beliau Shalallahu alaihi wassalam
bersabda : "
Artinya : "Barangsiapa yang mengucapkan :
"Tidak ada sesembahan yang Haq kecuali Allah semata, tidak ada sekutu
bagiNya, dialah pemilik kerajaan (semesta alam) dan bagiNyalah segala
puji-pujian dan dia maha kuasa atas segala sesuatu " dan hatinya ikhlas
dengan ucapannya itu, yang lisannya membenarkannya, maka Allah bukakan langit
dengan lebar untuknya. Kemudian Allah memandang kepada siapa yang mengucapkannya
dari penduduk bumi dan tetaplah bagi hamba itu pandangan Allah baginya untuk
mengabulkan permintaannya" HR.An Nasa'I dalam "Al Kubro" (9856).
Dalil Tentang Syarat Jujur:
Firman Allah ta'ala :
Artinya ; "Alif laam miim. Apakah manusia
menyangka bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah
beriman", sedang mereka tidak diuji ? Dan Sesungguhnya kami Telah menguji
orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang
yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS.
Al-Ankabut :1-3)
Dan firmanNya :
Artinya : "Di antara manusia ada yang
mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari akhir , pada hal mereka
bukanlah termasuk orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan
orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang
mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambahkan
penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka
berdusta." (QS. Al-Baqaroh : 8-10)
Dan dalil dari As Sunnah, aa yang telah tsabit
dari Muadz bin Jabal Radhiyallahu anhu dalam " As Shohihain",
sesungguhnya nabi shalallahu alaihi wassallam bersabda :
Artinya : "Tidaklah seorangpun yang
bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan bersaksi bahwa
sesungguhnya Muhammad shalallahu alaihi wassallam adalah hamba Allah dan
RasulNya dengan jujur dari hatinya, kecuali Allah akan haramkan dia dari
neraka" HR. Bukhari (128,129) Muslim (32) Ahmad (22070) Al Baighawi dalam
"Syarhus Sunnah" (49)
Dalil Tentang Syarat Cinta :
Firman Allah Ta'ala :
Artinya : "Dan diantara manusia ada
orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang
beriman , kecintaan mereka yang terbesar hanya untuk Allah ".(QS. Al
Baqaroh : 165)
Firman Allah ta'ala :
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman,
barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya,
yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras
terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut
kepada celaan orang yang suka mencela. " (QS. Al Maidah :54)
Dan dalil dari As Sunnah, apa yang telah tsabit
dalam "As Shohih" dari Anas bin Malik Radhiyallahu' anhu, beliau
berkata, bersabda Rasulullah shalallahu alaihi wassallam :
Artinya : "Tiga perkara yang apabila
terdapat pada diri seseorang maka dia akan merasakan manisnya Iman, yaitu
menjadikan Allah dan RasulNya lebih dia cintai dari selain keduanya, mencintai
seseorang yang dia tidak mencintainya kecuali karena Allah dan membenci untuk
kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkan darinya, sebagaimana dia
membenci untuk dijerumuskan ke dalam neraka" HR. Bukhari (16,21,6041,6941)
Muslim (43) Ahmad (12002) At Tirmidzi (2624) Ibnu Hibban (237, 238) An Nasa'I
(5003) Ibnu Majjah (4033)
Dalil Tentang Syarat Ketundukkan
Yang menjadi dalil atas syarat ini adalah firman
Allah ta'ala :
Artinya: "Dan kembalilah kalian kepada Rabb
kalian , dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepada kalian ,
Kemudian kalian tidak dapat ditolong (lagi)." (QS. Az-Zumar :54)
Dan FirmanNya :
Artinya : "Dan siapakah yang lebih baik
agamanya dari pada orang yang ikhlas menundukkan wajahnya hanya kepada Allah,
sedang dia mengerjakan kebaikan," (QS. An Nisa' : 125)
Dan FirmanNya :
Artinya : "Dan barangsiapa yang menyerahkan
wajahnya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, Maka
Sesungguhnya dia Telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh." (QS.
Luqman : 22)
Yaitu berpegang dengan : " La ilaha ilallah"
Dan firmanNya :
"Artinya : "Maka demi Rabbmu, mereka
(pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap
perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati
mereka suatu keberatan terhadap keputusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya." (QS. An Nisa' :65)
Dan dalil dari As Sunnah, Sabda Rasulullah
shalallahu alaihi wassallam :
Artinya : " Tidak beriman seseorang sampai
mereka menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa-apa yang aku datang
dengannya" Hadits Riwayat At Thabrani, Ibnu Abi Ashim dan Al Khatib dalam
"At Tarikh" dari sahabat Abdullah bin amru' Radiyallahu anhu' .
Dan inilah kesempurnaan dan puncak ketundukkan
Dalil Tentang Syarat Menerima :
Firman Alla ta'ala :
Artinya : "Dan Demikianlah, kami tidak
mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri,
melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata:
"Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan
Sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka".(Rasul itu) berkata:
"Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun Aku membawa untukmu
(agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati
bapak-bapakmu menganutnya?" mereka menjawab: "Sesungguhnya kami
mengingkari agama yang kamu diutus dengannya.Maka Kami binasakan mereka, maka
perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan itu." (QS.
Az-Zukhruf : 23-25)
Firman Allah ta'ala :
Artinya : "Sesungguhnya mereka dahulu
apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada
sesembahan yang Haq kecuali Allah) mereka menyombongkan diri. Dan mereka
berkata: "Apakah Sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan
kami karena seorang penyair gila?"
(QS.As-Shaffaat : 35-36)
Dan dalil dari As Sunnah, apa yang telah tsabit
dalam "As Shohih" dari Abu Musa Radhiyallahu anhu , Nabi shalallahu
alaihi wassallam bersabda :
Artinya : "Permisalan apa yang Allah telah
mengutusku dengannya berupa petunjuk dan ilmu, seperti hujan deras yang menimpa
bumi. Ada bagian yang menyerap air (gembur) maka darinya tumbuh banyak
tumbuh-tumbuhan dan rumput, dan dari bagian bumi ada yang menampung air maka
Allah memberikan manfaat kepada manusia darinya, mereka minum, mengairi
tumbuh-tumbuhan, dan memberi minum hewan ternak mereka dari genangan air
tersebut. Dan ada juga hujan turun menimpa bagian bumi yang lain, yang bagian
bumi itu tidak bisa menerima air dan tidak bisa pula menumbuhkan tumbuhan. Dan
begitulah permisalan orang-orang yang faqih dalam agama dan memberikan manfaat
baginya apa-apa yang Allah telah mengutusku dengannya, maka dia berilmu dan
mengajarkannya dan begitu pulalah permisalan orang-orang yang tidak mengangkat
kepalanya dan tidak pula menerima petunjuk Allah yang aku diutus
dengannya" HR. Bukhari (79) Muslim (2282) Ahmad (19590) An Nasa'i dalam Al
Kubro' (3/5483) Ibnu Hibban (4)
3. PEMBATAL - PEMBATAL KEISLAMAN
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya pembatal-pembatal
keislaman ada 10 perkara :
Pertama : Syirik Dalam Ibadah Kepada Allah Ta'ala.
Berfirman Allah ta'ala :
Artinya : "Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa selain dari (dosa
syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. " (QS. An-Nisa' : 48)
Firman Alla ta'ala :
Artinya : "Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan baginya
surga, dan tempatnya ialah neraka, Dan tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun." (QS. Al-Maidah : 72)
Dan termasuk dari perbuatan syirik adalah
menyembelih hewan (berkurban) yang ditujukan kepada selain Allah, sebagaimana
orang-orang yang menyembelih hewan yang ditujukan untuk Jin dan Kuburan.
Kedua : Barangsiapa Yang Menjadikan Adanya
Perantara Antara Dirinya Dengan Allah. Mereka Berdoa, Meminta Syafa'at Dan
Bertawakkal Kepada Perantara Tersebut, Maka Dia Telah Kafir Secara Ijma'.
Ketiga : Barangsiapa Yang Tidak Mengkafirkan
Orang-Orang Musyrik Atau Ragu Tentang Kekafiran Mereka Atau Membenarkan
Pendapat Mereka, Maka Dia Telah Kafir.
Keempat : Barangsiapa Yang Berkeyakinan Bahwa
Ada Petunjuk Yang Lebih Sempurna Dari Petunjuk Nabi Shalallahu Alaihi Wassallam
Atau Berkeyakinan Bahwa Ada Hukum Yang Lebih Baik Dari Hukum Nabi Shalallahu
Alaihi Wassallam Sebagaimana Orang Yang Lebih Mengutamakan Hukum Thogut Diatas
Hukum Nabi Shalallahu Alaihi Wassallam, Maka Dia Telah Kafir.
Kelima : Barangsiapa Yang Membenci Sesuatu
Diantara Apa-Apa Yang Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam Datang Dengannya,
Maka Dia Telah Kafir Walaupun Dia Mengamalkannya
Keenam : Barangsiapa Yang Merendahkan Suatu
Perkara Dari Agama Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam Atau Merendahkan
Ganjaran Kebaikan Atau Ancaman Adzab Dalam Agama Ini, Maka Dia Telah Kafir
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :
Artinya : "Dan jika kamu tanyakan kepada
mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab,
"Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja."
Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kalian
memperolok-olok?" Tidak usah kalian meminta udzur, sungguh kalian telah
kafir setelah kalian beriman " (QS. At Taubah : 65-66)
Ketujuh : Sihir, Dan Termasuk
Perbuatan Sihir Adalah As-Shorfu Dan Al-Athfu, Maka Barangsiapa
Yang Melakukannya Atau Ridho Dengannya Maka Dia Telah Kafir
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :
Artinya : "Dan mereka itu (ahli sihir)
tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin
Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan
tidak memberi manfaat." (QS. Al-Baqarah : 102)
Kedelapan : Meninggikan Kaum Musyrikin Dan
Menolong Mereka Diatas Kaum Muslimin
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :
Artinya : "Dan barangsiapa diantara kalian
berloyalitas kepada mereka (orang-orang Musyrik) Maka Sesungguhnya dia itu
termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim." (QS. Al Maidah : 51)
Kesembilan: Barangsiapa Yang Berkeyakinan Bahwa
Sebagian Manusia Ada Yang Diberi Keringanan (Kelonggaran) Untuk Keluar (Tidak
Dibebani) Dari Syariat Muhammad Shalallahu Alaihi Wassallam Sebagaimana Nabi
Khidir Alaihi Salam Diberi Keluasan Keluar Dari Syariat Nabi Musa Alaihi Salam, Maka
Dia Telah Kafir.
Kesepuluh : Berpaling Dari Agama Allah, Tidak
Mempelajarinya Tidak Pula Mengamalkannya
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :
Artinya : "Dan siapakah yang lebih zalim
daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabbnya, Kemudian ia
berpaling daripadanya? Sesungguhnya kami akan memberikan pembalasan kepada
orang-orang yang berdosa." (QS. As-Sajadah : 22)
Dan tidak ada perbedaan dalam semua pembatal
keislaman ini, antara orang yang melakukannya dalam keadaan bercanda, bersungguh-sungguh
atau orang-orang yang melakukannya dalam keadaan takut, kecuali orang-orang
yang dipaksa. Dan semua perkara ini adalah perkara yang sangat besar bahayanya
dan sangat sering terjadi.
Maka sepantasnya bagi seorang muslim untuk
berhati-hati darinya dan takut perkara itu akan menimpa dirinya. Dan kita
berlindung kepada Allah dari apa-apa yang menyebabkan kemurkaanNya dan apa-apa
yang akan mendatangkan adzabNya.
4. TAUHID ADA 3 JENIS
Pertama : Tauhid Rububiyah,
Yaitu yang kaum kafir pada zaman Rasulullah
shalallahu alaihi wassallam membenarkannya (dan tidak mengingkari tauhid ini.
Pent) akan tetapi Rasulllah shalallahu alaihi wassallam memerangi mereka dan
(pembenaran mereka itu) tidak memasukkan mereka ke dalam Islam dan Rasulullah
shalallahu alaihi wassallam menghalalkan darah dan harta mereka. Adapun yang
dimaksud dengan Tauhid Rububiyah adalah mentauhidkan Allah dengan segala
perbuatanNya.
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :
Artinya : " Katakanlah: " Siapakah
yang melimpahkan rezeki kepada kalian dari langit dan bumi, atau siapakah yang
Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan
yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan
siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab:
"Allah". Maka Katakanlah "Mengapa kamu tidak bertakwa
kepada-Nya)?" (QS. Yunus : 31)
Dan ayat-ayat yang serupa dengan ini sangat
banyak
Kedua : Tauhid Uluhiyah (Disebut Juga
Tauhid Ibadah)
Yaitu Tauhid yang di dalamnya terjadi
perselisihan (antara mukmin dan musyrik.pent) sejak zaman yang lampau hingga
zaman ini. Yaitu mentauhidkan Allah dengan segala perbuatan hamba, seperti :
Doa, Nadzar, berkurban, Roja', Khouf, Tawakkal, Roghbah, Rohbah, Inabah dan seluruh
jenis dari perkara-perkara ini terdapat dalilnya dari Al Qur'an dan Alaihi
salam Sunnah.
Ketiga : Tauhid Dzat, Nama Dan Sifat Allah
Allah berfirman :
Artinya : "Katakanlah: "Dia-lah Allah,
yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang
setara dengan Dia." (QS Al-Ikhlas : 1-4)
Dan firmanNya :
Artinya : "Hanya milik Allah asmaa-ul
husna, Maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam namanamaNya
nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan" (QS. Al-A'raf : 180).
Dan firmanNya :
Artinya : "Tidak ada sesuatupun yang serupa
dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat." (QS.
As-Syura' : 11)
5. LAWAN DARI TAUHID ADALAH SYIRIK
Syirik ada 3 jenis, Syirik Akbar, Syirik Ashgor
dan Syirik Khofi'
Jenis Pertama Syirik Akbar : Allah tidak
akan mengampuninya serta tidak akan menerima amalan sholih yang diringi
dengannya (syirik).
Berfirman Allah azza wa jalla :
Artinya : "Sesungguhnya Allah tidak
mengampuni dosa mempersekutukan sesuatu dengan Dia (Syirik) , dan dia
mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa
yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah
tersesat sejauh-jauhnya" (QS. An Nisa': 116)
Berfirman Allah subhana wa ta'ala:
Artinya : "Sesungguhnya Telah kafirlah
orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera
Maryam", padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun." (QS. Al Maidah : 72)
Dan firmanNya :
Artinya : "Dan kami hadapi segala amal yang
mereka kerjakan.lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang
berterbangan." (QS. Al- Furqon : 23)
Dan firmanNya :
Artinya : " Sesungguhnya , Jika engkau
berbuat syirik, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk
orang-orang yang merugi." (QS. Az-Zumar : 65)
Artinya : " Seandainya mereka berbuat
syirik , niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan."
(QS. Al-An'am : 88)
Syirik Akbar Ada 4 Jenis :
Pertama : Syirik dalam doa
Dalilnya firman Allah ta'ala :
Artinya : "Maka apabila mereka menaiki
kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, Maka
tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali)
mempersekutukan (Allah)" (QS. Al-Ankabut : 65)
Kedua : Syirik niat, maksud dan Tujuan
Dalilnya firman Allah ta'ala :
Artinya : "Barangsiapa yang menghendaki
kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan
pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan
dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka
dan lenyaplah di akhirat itu apa yang Telah mereka usahakan di dunia dan
sia-sialah apa yang Telah mereka kerjakan." (QS. Huud : 15-16)
Ketiga : Syirik ketaatan
Dalilnya firman Allah ta'ala :
Artinya : "Mereka menjadikan orang-orang
alim dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka
mempertuhankan) Al masih putera Maryam. Dan tidaklah mereka diperintah kecuali
agar menyembah sesembahan yang Esa, tidak ada sesembahan (yang berhak disembah)
selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS.
At-Taubah : 31)
Dan tafsir ayat ini yang maknanya sudah jelas
yaitu ketaatan kepada Ulama dan ahli Ibadah dalam perkara maksiat, dan bukanlah
yang dimaksud mereka berdoa (beribadah) kepada mereka. Sebagaimana Nabi
shalallahu alaihi wassallam menafsirkan ayat ini kepada Adi bin Hatim
Radhiyallahu 'anhu ketika beliau bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi
wassallam , beliau Radhiyallahu anhu berkata :"Tidaklah kami beribadah
kepada mereka" maka Rasulullah shalallahu alaihi wassallam mengatakan
kepadanya :"Yang dimaksud dengan beribadah kepada mereka yaitu menaati
mereka dalam kemaksiatan" Hadits yang beliau maksud adalah hadits
dari Adi bin Hatim Radiyallahu' anhu. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (3/378)
Tirmidzi (2954) Ibnu Hibban (7206). Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam
"Shohih Sunan Tirmidzi" (31/56)
Keempat : Syirik Kecintaan
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :
Artinya : "Dan diantara manusia ada
orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang
beriman kecintaan mereka yang terbesar hanya untuk Allah semata." (QS.
Al Baqarah : 165)
Jenis Kedua Syirik Ashgor : yaitu riya
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :
Artinya : "Barangsiapa mengharap perjumpaan
dengan Rabbnya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Rabbnya". (QS.
Al-Kahfi : 110)
Jenis Ketiga Syirik Khofi' : Dalilnya adalah
sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassallam
Artinya : "Kesyirikan pada umat ini lebih
samar dari semut hitam yang berjalan di atas batu hitam di tengah kegelapan
malam" HR. Al Hakim (2/290) dan Abu Nu'aim dalam "Al Hilyah"
dari Aisyah Radiyallahu' anha, juga datang dari Ibnu Abbas, Abu Musa Al
Asy'ari, Abu Bakar As Shidiq dan Hudzaifah Radiyallahu' anhum.
Dan penghapusnya adalah (doa) dalam sabda
Rasulullah shalallahu alaihi wassallam :
Artinya : " Ya Allah sesungguhnya aku
berlindung kepada engkau dari menyekutukan bersamamu sesuatu dalam keadaan aku
mengetahui dan aku memohon kepadamu dari dosa-dosa yang aku tidak
mengetahuinya" HR. Al Hakim dari Abu Bakar As Shidiq Radiyallahu'
anhu.
6. JENIS-JENIS KEKAFIRAN
Kafir Ada 2 Jenis
1. Jenis Kafir Pertama : Kafir Yang
Mengeluarkan Pelakunya Dari Agama Islam (Kafir Akbar)
Dan Kafir ini ada 5 Jenis : 5 Jenis Kafir
inilah yang merupakan dasar-dasar kafir akbar.
Pertama : Kafir pendustaan
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :
Artinya : "Dan siapakah yang lebih zalim
daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau
mendustakan yang hak, tatkala yang Hak itu datang kepadanya? bukankah dalam
neraka Jahanam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir ?" (QS.
Al-Ankabut : 68)
Kedua : Kafir keengganan dan kesombongan dalam
keadaan membenarkan
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala:
Artinya : "Dan (Ingatlah) ketika kami
berfirman kepada para malaikat: "Bersujudlah kalian kepada Adam,"
Maka bersujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan sombong dan adalah ia
termasuk golongan orang-orang yang kafir." (QS. Al-Baqarah : 34)
Ketiga : Kafir Keraguan
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :
Artinya : "Dan dia memasuki kebun miliknya
sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri. Dia berkata: "Aku menyangka
kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, Dan tidaklah aku menyangka hari
kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku,
pasti Aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun
itu". Kawannya (yang mukmin) Berkata kepadanya, sedang dia bercakap-cakap
dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari
tanah, Kemudian dari setetes air mani, lalu dia menjadikan kamu seorang
laki-laki yang sempurna? tetapi Aku (percaya bahwa): dialah Allah, Rabbku, dan
Tidaklah aku mempersekutukan sesuatupun bersama Rabbku" (QS. Al-Kahfi :
35-38)
Keempat : Kafir berpaling
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :
Artinya : "Tidaklah kami menciptakan langit
dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar
dan dalam waktu yang ditentukan. dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa
yang diperingatkan kepada mereka." (QS. Al Ahqof : 3)
Kelima : Kafir Munafik
Artinya : "Yang demikian itu adalah karena
bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, Kemudian menjadi kafir (lagi) lalu
hati mereka dikunci mati; Karena itu mereka tidak dapat mengerti." (QS.
Al-Munaafiquun : 3)
2. Jenis Kafir Kedua : Kafir Ashgor ,
Yang Tidak Mengeluarkan Pelakunya Dari Agama Ini Yaitu Kafir Nikmat.
Dalilnya firman Allah ta'ala :
Artinya : "Dan Allah Telah membuat suatu
perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya
datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya
mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka
pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka
perbuat." (QS. An Nahl : 112)
7. JENIS-JENIS MUNAFIK
Munafik ada 2 jenis : (keyakinan) dan (amalan)
a. Munafiq Keyakinan Disebut Juga
Nifaq Akbar Yang Menyebabkan Pelakunya Keluar Dari Agama.
Munafiq keyakinan ada 6 jenis dan pelakunya
adalah penghuni neraka yang paling dasar.
Pertama : Mendustakan Rasulullah shalallahu alaihi
wassallam.
Kedua : Mendustakan sebagian dari perkara-perkara yang
Rasulullah shalallahu alaihi wassallam datang dengannya.
Ketiga : Membenci Rasulullah shalallahu alaihi
wassallam.
Keempat : Membenci sebagian dari perkara-perkara yang
Rasulullah shalallahu alaihi wassallam datang dengannya.
Kelima : Merasa gembira dengan kekalahan agama
Rasulullah shalallahu alaihi wassallam.
Keenam : Merasa benci dengan ditolongnya (kemenangan)
agama Rasulullah shalallahu alaihi wassallam.
b. Munafik Amalan
Munafik Amalan ada 5 Jenis.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah shalallahu
alaihi wassallam :
Artinya : "Tanda-tanda Munafik ada 3,
apabila dia berkata dia berdusta, apabila dia berjanji dia ingkar dan apabila
dipercaya dia berkhianat" HR. Bukhari (33,2682,27849,6095)
Muslim(59) Ahmad (9169) dari Abu Hurairoh Radiyallahu 'anhu
Dan dalam riwayat lain:
Artinya : "Apabila berdebat dia berlebihan
dan apabila terikat perjanjian dia berkhianat" HR. Bukhari
(34,2459,3178) Muslim(68) Ahmad (6782) Abu Dawud (4688) tirmidzi (2632) dari
Abdullah bin Umar Radiyallahu 'anhuma
8. MAKNA THOGUT, PARA PEMIMPINNYA DAN
JENIS-JENISNYA
Ketahuilah ,semoga Allah merahmatimu. Bahwa
sesungguhnya perkara pertama yang diwajibkan Allah kepada Bani Adam adalah
Kafir kepada Thogut dan beriman kepada Allah.
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :
Artinya : "Dan sungguhnya kami telah
mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah
(saja), dan jauhilah Thaghut" (QS. An-Nahl : 36)
Adapun cara kafir kepada Thogut adalah dengan
meyakini bahwa beribadah kepada selain Allah adalah bathil, meninggalkannya,
membencinya, mengkafirkan para pelakunya serta memusuhi mereka.
Adapun makna beriman kepada Allah yaitu meyakini
bahwa sesungguhnya Allah adalah satu-satunya sesembahan, tidak ada sesembahan
selainNya, mengikhlaskan seluruh ibadah seluruhnya ditujukan kepadaNya semata,
menafikanNya dari semua sesembahan selainNya, mencintai orang-orang yang ikhlas
(Ahlu Tauhid), berloyalitas kepada mereka serta membenci pelaku kesyirikan dan
memusuhi mereka.
Dan inilah agama Ibrahim alaihi salam yang
barangsiapa membencinya maka dia telah membodohi dirinya sendiri dan inilah
suri tauladan yang dikabarkan Allah dalam firmanNya :
Artinya : "Sesungguhnya telah ada suri
tauladan yang baik bagi kalian pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan
Dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas
diri dari kalian dan dari daripada apa-apa yang kalian sembah selain Allah,
kami ingkari (kekafiran) kalian dan Telah nyata antara kami dan kalian
permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kalian beriman kepada Allah
semata." (QS. Al-Mumthahanah : 4)
Dan makna thogut secara umum yaitu seluruh yang
yang diibadahi dari selain Allah dan dia ridho untuk diibadahi, baik berupa
sesuatu yang disembah, diikuti dan ditaati dalam perkara-perkara selain
ketaatan kepada Allah dan RasulNya, maka inilah Thogut.
Jenis-jenis thogut sangat banyak dan pemimpinnya
ada 5:
Pertama : Syaithan yang menyeru untuk beribadah
kepada selain Allah
Dalinya adalah firman Allah ta'ala :
Artinya : "Bukankah Aku telah memerintahkan
kepada kalian wahai Bani Adam agar kalian tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu" (QS Yasin : 60)
Kedua : Hakim Dzolim yang merubah hukum Allah
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :
Artinya : "Apakah kamu tidak memperhatikan
orang-orang yang mengaku dirinya Telah beriman kepada apa yang diturunkan
kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka hendak berhakim
kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. dan
syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang
sejauh-jauhnya." (QS. An-Nisa' : 60)
Ketiga : Barangsiapa yang menghukumi dengan
selain yang diturunkan oleh Allah
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :
Artinya : "Barangsiapa yang tidak
memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir." (QS. Al Ma'idah : 44)
Keempat : Barangsiapa dari selain Allah yang
mengaku mengetahui ilmu gaib
Dalilnya firman Allah ta'ala :
Artinya : " (Dialah) yang mengetahui yang
ghaib, Maka dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang perkara
ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya dia
mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya." (QS
Al-Jin : 26-27)
Dan FirmanNya :
Artinya : "Dan pada sisi Allah-lah
kunci-kunci semua perkara yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia
sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada
sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh
sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang
kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata " (QS. Al-An'am : 59)
Kelima : Barangsiapa yang disembah selain Allah
dan dia Ridho untuk disembah
Dalilnya firman Allah ta'ala :
Artinya : "Dan barangsiapa di antara
mereka, mengatakan: "Sesungguhnya Aku adalah sesembahan selain
Allah", Maka orang itu kami beri balasan dengan Jahannam, demikian kami
memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim." (QS. Al Anbiya
: 29)
Dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya seorang insan
tidak menjadi seorang yang beriman kepada Allah kecuali dengan kafir kepada
thogut.
Dalilnya firman Allah ta'ala :
Artinya : "Maka barangsiapa yang kafir
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya dia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al- Baqarah : 256)
Petunjuk adalah agama Muhammad shalallahu alaihi
wassallam dan kesesatan adalah agama Abu Jahal . Dan tali yang kokoh untuk
berpegang adalah persaksian bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang Haq
kecuali Allah dan persaksian itu mengandung penafian dan penetapan.
Menafikan segala jenis ibadah yang ditujukan
kepada selain Allah dan menetapkan seluruh jenis ibadah seluruhnya ditujukan
untuk Allah semata dan tidak ada sekutu bagiNya
Dan segala puji bagi Allah yang dengan
nikmatNya, sempurnalah amalan-amalan sholih.
[Risalah ini pada hakikatnya adalah kumpulan
ringkas dari kalam As-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimi An-Najdi,
seorang ulama besar di daerah Najd (sekarang termasuk dalam kerajaan Saudi
Arabia) yang hidup sekitar 3 abad yang lampau. Adapun yang meringkasnya adalah
As-Syaikh Abdullah bin Ibrohim bin Utsman Al-Qor'awi. Terjemah Kitab Al-Wajibat]
Catatan tambahan:
Untuk jenis thogut kedua dan ketiga Dalam
permasalahan ini, para ulama membuat perincian hukum berdasarkan keadaan dan
dalil-dalil yang ada :
a. Apabila dia berkeyakinan bahwa ada hukum yang
lebih sempurna atau lebih baik dari hukum yang diturunkan oleh Allah, maka dia
telah Kafir , keluar dari agama.
b. Apabila dia berkeyakinan bahwa ada hukum yang
sama baiknya atau sama sempurnanya dengan hukum yang dibawa oleh Rasulullah
shalallahu alaihi wassalam, maka diapun telah terjatuh dalam kekafiran yang
mengeluarkan dia dari agama.
c. Apabila dia menganggap bahwa hukum yang dibawa
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam adalah hukum yang sempurna dan tidak ada
yang semisalnya akan tetapi dia menyakini bahwa berhukum dengan hukum yang
dibawa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bukanlah perkara yang wajib dan
dia meyakini bahwa berhukum dengan hukum selain yang dibawa Rasulullah
shalallahu alaihi wassalam adalah perkara yang diperbolehkan dan bukan
merupakan suatu keharaman, maka dia juga telah terjatuh pada Kekafiran yang
mengeluarkan dari agama.
d. Apabila dia menganggap bahwa hukum yang dibawa
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam adalah hukum yang sempurna dan wajib
berhukum dengannya serta tidak diperbolehkan berhukum dengan selainnya dalam
keadaan dia sendiri berhukum dengan hukum selain dari hukum yang dibawa
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan dia berkeyakinan bahwa dengan
perbuatannya berhukum dengan hukum selain yang diturunkan oleh Allah tersebut
dia telah terjatuh dalam keharaman dan akan mendapat adzab atas apa yang telah
dia lakukan, maka dalam keadaan seperti ini dia telah terjatuh
dalam Kafir Ashgor yang tidak menyebabkan dia
keluar dari agama
Silahkan merujuk Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir
At Thabari pada tafsir surat Al Maidah ayat 44 serta "Syarah Aqidah
Thahawiyah" Ibnu Abiel Iez (323-334)
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar