:::::: Kewajiban ku hanyalah menyampaikan ::::::

Senin, 30 September 2013

Perkara-Perkara Penting Yang Wajib Diketahui Oleh Setiap Muslimin Dan Muslimat




1. TIGA LANDASAN DASAR DAN 2 KAIDAH DASAR AGAMA

a. Tiga Landasan Yang Wajib Diketahui Oleh Setiap Muslimin Dan Muslimat

Tiga landasan itu adalah Pengetahuan seorang hamba tentang Rabbnya, Agamanya dan Nabinya Muhammad Shalallahu alaihi wassalam.

Apabila engkau ditanya : "Siapakah Rabbmu ?" Maka Jawablah :"Rabbku adalah Allah, Dialah yang telah menjadikan bagiku segala sesuatu dan menjadikan bagi seluruh alam semesta dengan nikmatNya. Dan Dia adalah sesembahanku, tidak ada sesembahan bagiku kecuali Dia.

Apabila engkau ditanya :"Apakah Agamamu ?" Maka jawablah : "Agamaku adalah Islam, yaitu berserah diri kepada kepada Allah dengan Tauhid, menundukkan diri kepadaNya dengan ketaatan serta berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya."

Apabila engkau ditanya :"Siapakah Nabimu ?"Maka jawablah :"Nabiku adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim, Hasyim berasal dari suku Quraisy dan suku Quraisy berasal dari bangsa Arab, Bangsa berasal dari keturunan nabi Ismail bin Ibrahim, shalawat dan salam bagi keduanya dan bagi nabi kita yang paling mulia Muhammad Shalallahu alaihi wassalam.

b. Landasan Dan Kaidah Agama Ada 2 Perkara

Pertama : Perintah beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan bersamaNya sesuatu apapun, bersungguh-sungguh menyeru perkara ini, berloyalitas diatasnya (Tauhid) dan mengkafirkan orang yang meninggalkannya (Tauhid).

Kedua : Memperingatkan dari kesyirikan dalam peribadahan kepada Allah serta bersungguh-sungguh dalam perkara tersebut, membangun permusuhan bagi orang yang berada di atas kesyirikan tersebut dan mengkafirkan barangsiapa yang melakukannya (syirik).


2. SYARAT-SYARAT "LA ILAHA ILALLAH" BESERTA DALIL-DALIL DARI AL-QUR'AN DAN AS-SUNNAH

a. Syarat-Syarat " La Ilaha Ilallah"

Pertama : Ilmu, ( memahami) maknanya baik penafian maupun pengisbatan.

Kedua : Yakin, yaitu kesempurnaan ilmu tentang kalimat tersebut. Menafikan adanya kebimbangan dan keraguan.

Ketiga : Ikhlas, Menafikan adanya kesyirikan.

Keempat : Jujur, Menafikan adanya kedustaan.

Kelima : Mencintai kalimat ini dan segala konsekuensinya serta merasa bahagia dengannya..

Keenam : Tunduk kepada hak-hak kalimat tersebut, yaitu mengamalkan kewajiban dengan ikhlas kepada Allah serta mengharapkan ridhoNya.

Ketujuh : Menerima, menafikan adanya penolakan.

b. Dalil-Dalil Dari Al-Qur'an Dan As-Sunnah Tentang Syarat" La Ilaha Ilallah"

Dalil Tentang Syarat Ilmu :

Firman Allah Ta'ala :

Artinya : "Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan) yang Haq selain Allah " (QS. Muhammad : 19)

Dan juga firmanNya :

Artinya : " Kecuali orang yang bersaksi dengan kebenaran dalam keadaan mereka mengetahuinya" (QS. Az-Zukhruf : 86)

Yaitu : dengan kalimat " La ilaha ilallah"

Dan makna (dan mereka mengetahui) dalam ayat ini yaitu mengetahui dengan hati-hati mereka apa-apa yang mereka ucapkan dengan lisan mereka.

Dan dalil dari As Sunnah adalah hadits yang tsabit dalam " As Shohih" dari Utsman Radiyallahu'anhu, beliau berkata : Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda :

Artinya : "Barangsiapa yang mati dalam keadaan dia mengilmui bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, maka dia masuk surga" HR. Muslim (26) Ahmad (464) An Nasa'I dalam "Al Kubro" (109252) Al Bazzar (415) Ibnu Hibban (201)

Dalil Tentang Syarat Yakin :

Firman Allah ta'ala :

Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar" (QS. Al-Hujurat : 15)

Dan disyaratkan dalam kejujuran iman mereka kepada Allah dan RasulNya adalah mereka tidak berada dalam keraguan, yaitu tidak bimbang. Adapun orang yang berada dalam kebimbangan maka dia termasuk dari golongan munafik

Dan dalil dari As Sunnah, Hadits yang tsabit dalam " As Shohih" dari Abu Hurairoh Radiyallahu' anhu, beliau berkata : Bersabda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam :

Artinya : "Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang Haq kecuali Allah dan sesungguhnya aku adalah Utusan Allah, dan tidaklah seorang hamba bertemu Allah dengan kedua persaksian ini tanpa ada keraguan di dalamnya, kecuali di akan masuk surga" HR. Muslim (27) Ahmad (11080) Ibnu Hibban (6530) Abu Ya'la (1199) Al Baihaqi dalam " Dala'il Nubuwah" (5/229)

Dan dalam riwayat lain :

Artinya : "Tidaklah seorang hamba bertemu Allah dengan dua persaksian tersebut tanpa ada keraguan di dalamnya akan terhalang dari surga"

Dan juga hadits dari Abu Hurairoh Radhiyallahu' anhu dalam sebuah hadits yang panjang :

Artinya : "Barangsiapa yang engkau temui di balik dinding ini, dia bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dalam keadaan hatinya yakin diatas persaksian itu, maka berikanlah kabar gembira baginya dengan surga" HR. Muslim (31) Ibnu Hibban (4543)

Dalil Tentang Syarat Ikhlas :

Firman Allah ta'ala :

Artinya : "Ingatlah, Hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)". (QS. Az-Zumar : 3)

Firman Allah ta'ala :

Artinya : "Dan tidaklah mereka tidak diperintah kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus" (QS Al-Bayyinah : 5)

Dan dalil dari As Sunnah, Hadits yang tsabit dalam "As Shohih" dari Abu Hurairoh Radiyallahu anhu, Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda :

Artinya : " Manusia yang paling bahagia dengan syafa'atku adalah orang yang megucapkan “La ilaha Ilallah” ikhlas dari hatinya (atau jiwanya)" HR. Bukhari (99) Ahmad (2/ hal. 472)

Dan dalam " As Shohih" dari Utban bin Malik Radiyallahu' anhu dari Nabi Shalallahu alaihi wassalam, Beliau Shalallahu alaihi wassalam bersabda :

Artinya : "Sesungguhnya Allah mengharamkan bagi neraka barangsiapa yang mengucapkan La ilaha Ilallah yang dengan ucapannya itu dia mengharapkan wajah Allah azza wa jalla" HR. Bukhari (424, 5401) Muslim (33) Ahmad (16482) An Nasa'i dalam Al Mujtaba' (787,1326)

Dan diriwayatkan Imam An Nasa'i dalam " Al yaumu wa Laylatu" dari hadits dua orang shahabat nabi Radhiyallahu anhuma, dari nabi Shalallahu alaihi wassalam, bahwa beliau Shalallahu alaihi wassalam bersabda : "

Artinya : "Barangsiapa yang mengucapkan : "Tidak ada sesembahan yang Haq kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dialah pemilik kerajaan (semesta alam) dan bagiNyalah segala puji-pujian dan dia maha kuasa atas segala sesuatu " dan hatinya ikhlas dengan ucapannya itu, yang lisannya membenarkannya, maka Allah bukakan langit dengan lebar untuknya. Kemudian Allah memandang kepada siapa yang mengucapkannya dari penduduk bumi dan tetaplah bagi hamba itu pandangan Allah baginya untuk mengabulkan permintaannya" HR.An Nasa'I dalam "Al Kubro" (9856).

Dalil Tentang Syarat Jujur:

Firman Allah ta'ala :

Artinya ; "Alif laam miim. Apakah manusia menyangka bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji ? Dan Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. Al-Ankabut :1-3)

Dan firmanNya :

Artinya : "Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari akhir , pada hal mereka bukanlah termasuk orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambahkan penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta." (QS. Al-Baqaroh : 8-10)

Dan dalil dari As Sunnah, aa yang telah tsabit dari Muadz bin Jabal Radhiyallahu anhu dalam " As Shohihain", sesungguhnya nabi shalallahu alaihi wassallam bersabda :

Artinya : "Tidaklah seorangpun yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad shalallahu alaihi wassallam adalah hamba Allah dan RasulNya dengan jujur dari hatinya, kecuali Allah akan haramkan dia dari neraka" HR. Bukhari (128,129) Muslim (32) Ahmad (22070) Al Baighawi dalam "Syarhus Sunnah" (49)

Dalil Tentang Syarat Cinta :

Firman Allah Ta'ala :

Artinya : "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman , kecintaan mereka yang terbesar hanya untuk Allah ".(QS. Al Baqaroh : 165)

Firman Allah ta'ala :

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. " (QS. Al Maidah :54)

Dan dalil dari As Sunnah, apa yang telah tsabit dalam "As Shohih" dari Anas bin Malik Radhiyallahu' anhu, beliau berkata, bersabda Rasulullah shalallahu alaihi wassallam :

Artinya : "Tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang maka dia akan merasakan manisnya Iman, yaitu menjadikan Allah dan RasulNya lebih dia cintai dari selain keduanya, mencintai seseorang yang dia tidak mencintainya kecuali karena Allah dan membenci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkan darinya, sebagaimana dia membenci untuk dijerumuskan ke dalam neraka" HR. Bukhari (16,21,6041,6941) Muslim (43) Ahmad (12002) At Tirmidzi (2624) Ibnu Hibban (237, 238) An Nasa'I (5003) Ibnu Majjah (4033)

Dalil Tentang Syarat Ketundukkan

Yang menjadi dalil atas syarat ini adalah firman Allah ta'ala :

Artinya: "Dan kembalilah kalian kepada Rabb kalian , dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepada kalian , Kemudian kalian tidak dapat ditolong (lagi)." (QS. Az-Zumar :54)

Dan FirmanNya :

Artinya : "Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menundukkan wajahnya hanya kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan," (QS. An Nisa' : 125)

Dan FirmanNya :

Artinya : "Dan barangsiapa yang menyerahkan wajahnya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya dia Telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh." (QS. Luqman : 22)

Yaitu berpegang dengan : " La ilaha ilallah"

Dan firmanNya :

"Artinya : "Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap keputusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS. An Nisa' :65)

Dan dalil dari As Sunnah, Sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassallam :

Artinya : " Tidak beriman seseorang sampai mereka menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa-apa yang aku datang dengannya" Hadits Riwayat At Thabrani, Ibnu Abi Ashim dan Al Khatib dalam "At Tarikh" dari sahabat Abdullah bin amru' Radiyallahu anhu' .

Dan inilah kesempurnaan dan puncak ketundukkan

Dalil Tentang Syarat Menerima :

Firman Alla ta'ala :

Artinya : "Dan Demikianlah, kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan Sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka".(Rasul itu) berkata: "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun Aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?" mereka menjawab: "Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus dengannya.Maka Kami binasakan mereka, maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan itu." (QS. Az-Zukhruf : 23-25)

Firman Allah ta'ala :

Artinya : "Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada sesembahan yang Haq kecuali Allah) mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata: "Apakah Sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?"
(QS.As-Shaffaat : 35-36)

Dan dalil dari As Sunnah, apa yang telah tsabit dalam "As Shohih" dari Abu Musa Radhiyallahu anhu , Nabi shalallahu alaihi wassallam bersabda :

Artinya : "Permisalan apa yang Allah telah mengutusku dengannya berupa petunjuk dan ilmu, seperti hujan deras yang menimpa bumi. Ada bagian yang menyerap air (gembur) maka darinya tumbuh banyak tumbuh-tumbuhan dan rumput, dan dari bagian bumi ada yang menampung air maka Allah memberikan manfaat kepada manusia darinya, mereka minum, mengairi tumbuh-tumbuhan, dan memberi minum hewan ternak mereka dari genangan air tersebut. Dan ada juga hujan turun menimpa bagian bumi yang lain, yang bagian bumi itu tidak bisa menerima air dan tidak bisa pula menumbuhkan tumbuhan. Dan begitulah permisalan orang-orang yang faqih dalam agama dan memberikan manfaat baginya apa-apa yang Allah telah mengutusku dengannya, maka dia berilmu dan mengajarkannya dan begitu pulalah permisalan orang-orang yang tidak mengangkat kepalanya dan tidak pula menerima petunjuk Allah yang aku diutus dengannya" HR. Bukhari (79) Muslim (2282) Ahmad (19590) An Nasa'i dalam Al Kubro' (3/5483) Ibnu Hibban (4)


3. PEMBATAL - PEMBATAL KEISLAMAN

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya pembatal-pembatal keislaman ada 10 perkara :

Pertama : Syirik Dalam Ibadah Kepada Allah Ta'ala.

Berfirman Allah ta'ala :

Artinya : "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa selain dari (dosa syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. " (QS. An-Nisa' : 48)

Firman Alla ta'ala :

Artinya : "Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan baginya surga, dan tempatnya ialah neraka, Dan tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun." (QS. Al-Maidah : 72)

Dan termasuk dari perbuatan syirik adalah menyembelih hewan (berkurban) yang ditujukan kepada selain Allah, sebagaimana orang-orang yang menyembelih hewan yang ditujukan untuk Jin dan Kuburan.

Kedua : Barangsiapa Yang Menjadikan Adanya Perantara Antara Dirinya Dengan Allah. Mereka Berdoa, Meminta Syafa'at Dan Bertawakkal Kepada Perantara Tersebut, Maka Dia Telah Kafir Secara Ijma'.

Ketiga : Barangsiapa Yang Tidak Mengkafirkan Orang-Orang Musyrik Atau Ragu Tentang Kekafiran Mereka Atau Membenarkan Pendapat Mereka, Maka Dia Telah Kafir.

Keempat : Barangsiapa Yang Berkeyakinan Bahwa Ada Petunjuk Yang Lebih Sempurna Dari Petunjuk Nabi Shalallahu Alaihi Wassallam Atau Berkeyakinan Bahwa Ada Hukum Yang Lebih Baik Dari Hukum Nabi Shalallahu Alaihi Wassallam Sebagaimana Orang Yang Lebih Mengutamakan Hukum Thogut Diatas Hukum Nabi Shalallahu Alaihi Wassallam, Maka Dia Telah Kafir.

Kelima : Barangsiapa Yang Membenci Sesuatu Diantara Apa-Apa Yang Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam Datang Dengannya, Maka Dia Telah Kafir Walaupun Dia Mengamalkannya

Keenam : Barangsiapa Yang Merendahkan Suatu Perkara Dari Agama Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam Atau Merendahkan Ganjaran Kebaikan Atau Ancaman Adzab Dalam Agama Ini, Maka Dia Telah Kafir

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :

Artinya : "Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kalian memperolok-olok?" Tidak usah kalian meminta udzur, sungguh kalian telah kafir setelah kalian beriman " (QS. At Taubah : 65-66)

Ketujuh : Sihir, Dan Termasuk Perbuatan Sihir Adalah As-Shorfu Dan Al-Athfu, Maka Barangsiapa Yang Melakukannya Atau Ridho Dengannya Maka Dia Telah Kafir

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :

Artinya : "Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat." (QS. Al-Baqarah : 102)

Kedelapan : Meninggikan Kaum Musyrikin Dan Menolong Mereka Diatas Kaum Muslimin

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :

Artinya : "Dan barangsiapa diantara kalian berloyalitas kepada mereka (orang-orang Musyrik) Maka Sesungguhnya dia itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. Al Maidah : 51)

Kesembilan: Barangsiapa Yang Berkeyakinan Bahwa Sebagian Manusia Ada Yang Diberi Keringanan (Kelonggaran) Untuk Keluar (Tidak Dibebani) Dari Syariat Muhammad Shalallahu Alaihi Wassallam Sebagaimana Nabi Khidir Alaihi Salam Diberi Keluasan Keluar Dari Syariat Nabi Musa Alaihi Salam, Maka Dia Telah Kafir.

Kesepuluh : Berpaling Dari Agama Allah, Tidak Mempelajarinya Tidak Pula Mengamalkannya

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :

Artinya : "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabbnya, Kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa." (QS. As-Sajadah : 22)

Dan tidak ada perbedaan dalam semua pembatal keislaman ini, antara orang yang melakukannya dalam keadaan bercanda, bersungguh-sungguh atau orang-orang yang melakukannya dalam keadaan takut, kecuali orang-orang yang dipaksa. Dan semua perkara ini adalah perkara yang sangat besar bahayanya dan sangat sering terjadi.

Maka sepantasnya bagi seorang muslim untuk berhati-hati darinya dan takut perkara itu akan menimpa dirinya. Dan kita berlindung kepada Allah dari apa-apa yang menyebabkan kemurkaanNya dan apa-apa yang akan mendatangkan adzabNya.


4. TAUHID ADA 3 JENIS

Pertama : Tauhid Rububiyah,

Yaitu yang kaum kafir pada zaman Rasulullah shalallahu alaihi wassallam membenarkannya (dan tidak mengingkari tauhid ini. Pent) akan tetapi Rasulllah shalallahu alaihi wassallam memerangi mereka dan (pembenaran mereka itu) tidak memasukkan mereka ke dalam Islam dan Rasulullah shalallahu alaihi wassallam menghalalkan darah dan harta mereka. Adapun yang dimaksud dengan Tauhid Rububiyah adalah mentauhidkan Allah dengan segala perbuatanNya.

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :

Artinya : " Katakanlah: " Siapakah yang melimpahkan rezeki kepada kalian dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" (QS. Yunus : 31)

Dan ayat-ayat yang serupa dengan ini sangat banyak

Kedua : Tauhid Uluhiyah (Disebut Juga Tauhid Ibadah)

Yaitu Tauhid yang di dalamnya terjadi perselisihan (antara mukmin dan musyrik.pent) sejak zaman yang lampau hingga zaman ini. Yaitu mentauhidkan Allah dengan segala perbuatan hamba, seperti : Doa, Nadzar, berkurban, Roja', Khouf, Tawakkal, Roghbah, Rohbah, Inabah dan seluruh jenis dari perkara-perkara ini terdapat dalilnya dari Al Qur'an dan Alaihi salam Sunnah.

Ketiga : Tauhid Dzat, Nama Dan Sifat Allah

Allah berfirman :

Artinya : "Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS Al-Ikhlas : 1-4)

Dan firmanNya :

Artinya : "Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam namanamaNya nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan" (QS. Al-A'raf : 180).

Dan firmanNya :

Artinya : "Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat." (QS. As-Syura' : 11)


5. LAWAN DARI TAUHID ADALAH SYIRIK

Syirik ada 3 jenis, Syirik Akbar, Syirik Ashgor dan Syirik Khofi'

Jenis Pertama Syirik Akbar : Allah tidak akan mengampuninya serta tidak akan menerima amalan sholih yang diringi dengannya (syirik).

Berfirman Allah azza wa jalla :

Artinya : "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan sesuatu dengan Dia (Syirik) , dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya" (QS. An Nisa': 116)

Berfirman Allah subhana wa ta'ala:

Artinya : "Sesungguhnya Telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun." (QS. Al Maidah : 72)

Dan firmanNya :

Artinya : "Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan.lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan." (QS. Al- Furqon : 23)

Dan firmanNya :

Artinya : " Sesungguhnya , Jika engkau berbuat syirik, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Az-Zumar : 65)

Artinya : " Seandainya mereka berbuat syirik , niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-An'am : 88)

Syirik Akbar Ada 4 Jenis :

Pertama : Syirik dalam doa

Dalilnya firman Allah ta'ala :

Artinya : "Maka apabila mereka menaiki kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)" (QS. Al-Ankabut : 65)

Kedua : Syirik niat, maksud dan Tujuan

Dalilnya firman Allah ta'ala :

Artinya : "Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang Telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang Telah mereka kerjakan." (QS. Huud : 15-16)

Ketiga : Syirik ketaatan

Dalilnya firman Allah ta'ala :

Artinya : "Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam. Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar menyembah sesembahan yang Esa, tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. At-Taubah : 31)

Dan tafsir ayat ini yang maknanya sudah jelas yaitu ketaatan kepada Ulama dan ahli Ibadah dalam perkara maksiat, dan bukanlah yang dimaksud mereka berdoa (beribadah) kepada mereka. Sebagaimana Nabi shalallahu alaihi wassallam menafsirkan ayat ini kepada Adi bin Hatim Radhiyallahu 'anhu ketika beliau bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassallam , beliau Radhiyallahu anhu berkata :"Tidaklah kami beribadah kepada mereka" maka Rasulullah shalallahu alaihi wassallam mengatakan kepadanya :"Yang dimaksud dengan beribadah kepada mereka yaitu menaati mereka dalam kemaksiatan" Hadits yang beliau maksud adalah hadits dari Adi bin Hatim Radiyallahu' anhu. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (3/378) Tirmidzi (2954) Ibnu Hibban (7206). Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam "Shohih Sunan Tirmidzi" (31/56)

Keempat : Syirik Kecintaan

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :

Artinya : "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman kecintaan mereka yang terbesar hanya untuk Allah semata." (QS. Al Baqarah : 165)

Jenis Kedua Syirik Ashgor : yaitu riya

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :

Artinya : "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Rabbnya". (QS. Al-Kahfi : 110)

Jenis Ketiga Syirik Khofi' : Dalilnya adalah sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassallam

Artinya : "Kesyirikan pada umat ini lebih samar dari semut hitam yang berjalan di atas batu hitam di tengah kegelapan malam" HR. Al Hakim (2/290) dan Abu Nu'aim dalam "Al Hilyah" dari Aisyah Radiyallahu' anha, juga datang dari Ibnu Abbas, Abu Musa Al Asy'ari, Abu Bakar As Shidiq dan Hudzaifah Radiyallahu' anhum.

Dan penghapusnya adalah (doa) dalam sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassallam :

Artinya : " Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada engkau dari menyekutukan bersamamu sesuatu dalam keadaan aku mengetahui dan aku memohon kepadamu dari dosa-dosa yang aku tidak mengetahuinya" HR. Al Hakim dari Abu Bakar As Shidiq Radiyallahu' anhu.


6. JENIS-JENIS KEKAFIRAN

Kafir Ada 2 Jenis

1. Jenis Kafir Pertama : Kafir Yang Mengeluarkan Pelakunya Dari Agama Islam (Kafir Akbar)

Dan Kafir ini ada 5 Jenis : 5 Jenis Kafir inilah yang merupakan dasar-dasar kafir akbar.

Pertama : Kafir pendustaan

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :

Artinya : "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak, tatkala yang Hak itu datang kepadanya? bukankah dalam neraka Jahanam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir ?" (QS. Al-Ankabut : 68)

Kedua : Kafir keengganan dan kesombongan dalam keadaan membenarkan

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala:

Artinya : "Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Bersujudlah kalian kepada Adam," Maka bersujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan sombong dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir." (QS. Al-Baqarah : 34)

Ketiga : Kafir Keraguan

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :

Artinya : "Dan dia memasuki kebun miliknya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri. Dia berkata: "Aku menyangka kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, Dan tidaklah aku menyangka hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti Aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu". Kawannya (yang mukmin) Berkata kepadanya, sedang dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes air mani, lalu dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna? tetapi Aku (percaya bahwa): dialah Allah, Rabbku, dan Tidaklah aku mempersekutukan sesuatupun bersama Rabbku" (QS. Al-Kahfi : 35-38)

Keempat : Kafir berpaling

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :

Artinya : "Tidaklah kami menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka." (QS. Al Ahqof : 3)

Kelima : Kafir Munafik

Artinya : "Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, Kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; Karena itu mereka tidak dapat mengerti." (QS. Al-Munaafiquun : 3)

2. Jenis Kafir Kedua : Kafir Ashgor , Yang Tidak Mengeluarkan Pelakunya Dari Agama Ini Yaitu Kafir Nikmat.

Dalilnya firman Allah ta'ala :

Artinya : "Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat." (QS. An Nahl : 112)


7. JENIS-JENIS MUNAFIK

Munafik ada 2 jenis : (keyakinan) dan (amalan)

a. Munafiq Keyakinan Disebut Juga Nifaq Akbar Yang Menyebabkan Pelakunya Keluar Dari Agama.

Munafiq keyakinan ada 6 jenis dan pelakunya adalah penghuni neraka yang paling dasar.

Pertama : Mendustakan Rasulullah shalallahu alaihi wassallam.

Kedua : Mendustakan sebagian dari perkara-perkara yang Rasulullah shalallahu alaihi wassallam datang dengannya.

Ketiga : Membenci Rasulullah shalallahu alaihi wassallam.

Keempat : Membenci sebagian dari perkara-perkara yang Rasulullah shalallahu alaihi wassallam datang dengannya.

Kelima : Merasa gembira dengan kekalahan agama Rasulullah shalallahu alaihi wassallam.

Keenam : Merasa benci dengan ditolongnya (kemenangan) agama Rasulullah shalallahu alaihi wassallam.

b. Munafik Amalan

Munafik Amalan ada 5 Jenis.

Dalilnya adalah sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassallam :

Artinya : "Tanda-tanda Munafik ada 3, apabila dia berkata dia berdusta, apabila dia berjanji dia ingkar dan apabila dipercaya dia berkhianat" HR. Bukhari (33,2682,27849,6095) Muslim(59) Ahmad (9169) dari Abu Hurairoh Radiyallahu 'anhu

Dan dalam riwayat lain:

Artinya : "Apabila berdebat dia berlebihan dan apabila terikat perjanjian dia berkhianat" HR. Bukhari (34,2459,3178) Muslim(68) Ahmad (6782) Abu Dawud (4688) tirmidzi (2632) dari Abdullah bin Umar Radiyallahu 'anhuma


8. MAKNA THOGUT, PARA PEMIMPINNYA DAN JENIS-JENISNYA

Ketahuilah ,semoga Allah merahmatimu. Bahwa sesungguhnya perkara pertama yang diwajibkan Allah kepada Bani Adam adalah Kafir kepada Thogut dan beriman kepada Allah.

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :

Artinya : "Dan sungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut" (QS. An-Nahl : 36)

Adapun cara kafir kepada Thogut adalah dengan meyakini bahwa beribadah kepada selain Allah adalah bathil, meninggalkannya, membencinya, mengkafirkan para pelakunya serta memusuhi mereka.

Adapun makna beriman kepada Allah yaitu meyakini bahwa sesungguhnya Allah adalah satu-satunya sesembahan, tidak ada sesembahan selainNya, mengikhlaskan seluruh ibadah seluruhnya ditujukan kepadaNya semata, menafikanNya dari semua sesembahan selainNya, mencintai orang-orang yang ikhlas (Ahlu Tauhid), berloyalitas kepada mereka serta membenci pelaku kesyirikan dan memusuhi mereka.

Dan inilah agama Ibrahim alaihi salam yang barangsiapa membencinya maka dia telah membodohi dirinya sendiri dan inilah suri tauladan yang dikabarkan Allah dalam firmanNya :

Artinya : "Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagi kalian pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari daripada apa-apa yang kalian sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) kalian dan Telah nyata antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kalian beriman kepada Allah semata." (QS. Al-Mumthahanah : 4)

Dan makna thogut secara umum yaitu seluruh yang yang diibadahi dari selain Allah dan dia ridho untuk diibadahi, baik berupa sesuatu yang disembah, diikuti dan ditaati dalam perkara-perkara selain ketaatan kepada Allah dan RasulNya, maka inilah Thogut.

Jenis-jenis thogut sangat banyak dan pemimpinnya ada 5:

Pertama : Syaithan yang menyeru untuk beribadah kepada selain Allah

Dalinya adalah firman Allah ta'ala :

Artinya : "Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kalian wahai Bani Adam agar kalian tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu" (QS Yasin : 60)

Kedua : Hakim Dzolim yang merubah hukum Allah

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :

Artinya : "Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya Telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya." (QS. An-Nisa' : 60)

Ketiga : Barangsiapa yang menghukumi dengan selain yang diturunkan oleh Allah

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :

Artinya : "Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (QS. Al Ma'idah : 44)

Keempat : Barangsiapa dari selain Allah yang mengaku mengetahui ilmu gaib

Dalilnya firman Allah ta'ala :

Artinya : " (Dialah) yang mengetahui yang ghaib, Maka dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang perkara ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya." (QS Al-Jin : 26-27)

Dan FirmanNya :

Artinya : "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua perkara yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata " (QS. Al-An'am : 59)

Kelima : Barangsiapa yang disembah selain Allah dan dia Ridho untuk disembah

Dalilnya firman Allah ta'ala :

Artinya : "Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: "Sesungguhnya Aku adalah sesembahan selain Allah", Maka orang itu kami beri balasan dengan Jahannam, demikian kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim." (QS. Al Anbiya : 29)
                             
Dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya seorang insan tidak menjadi seorang yang beriman kepada Allah kecuali dengan kafir kepada thogut.

Dalilnya firman Allah ta'ala :

Artinya : "Maka barangsiapa yang kafir kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al- Baqarah : 256)

Petunjuk adalah agama Muhammad shalallahu alaihi wassallam dan kesesatan adalah agama Abu Jahal . Dan tali yang kokoh untuk berpegang adalah persaksian bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang Haq kecuali Allah dan persaksian itu mengandung penafian dan penetapan.

Menafikan segala jenis ibadah yang ditujukan kepada selain Allah dan menetapkan seluruh jenis ibadah seluruhnya ditujukan untuk Allah semata dan tidak ada sekutu bagiNya

Dan segala puji bagi Allah yang dengan nikmatNya, sempurnalah amalan-amalan sholih.

[Risalah ini pada hakikatnya adalah kumpulan ringkas dari kalam As-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimi An-Najdi, seorang ulama besar di daerah Najd (sekarang termasuk dalam kerajaan Saudi Arabia) yang hidup sekitar 3 abad yang lampau. Adapun yang meringkasnya adalah As-Syaikh Abdullah bin Ibrohim bin Utsman Al-Qor'awi. Terjemah Kitab Al-Wajibat]

Catatan tambahan:

Untuk jenis thogut kedua dan ketiga Dalam permasalahan ini, para ulama membuat perincian hukum berdasarkan keadaan dan dalil-dalil yang ada :

a. Apabila dia berkeyakinan bahwa ada hukum yang lebih sempurna atau lebih baik dari hukum yang diturunkan oleh Allah, maka dia telah Kafir , keluar dari agama.

b. Apabila dia berkeyakinan bahwa ada hukum yang sama baiknya atau sama sempurnanya dengan hukum yang dibawa oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, maka diapun telah terjatuh dalam kekafiran yang mengeluarkan dia dari agama.

c. Apabila dia menganggap bahwa hukum yang dibawa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam adalah hukum yang sempurna dan tidak ada yang semisalnya akan tetapi dia menyakini bahwa berhukum dengan hukum yang dibawa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bukanlah perkara yang wajib dan dia meyakini bahwa berhukum dengan hukum selain yang dibawa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam adalah perkara yang diperbolehkan dan bukan merupakan suatu keharaman, maka dia juga telah terjatuh pada Kekafiran yang mengeluarkan dari agama.

d. Apabila dia menganggap bahwa hukum yang dibawa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam adalah hukum yang sempurna dan wajib berhukum dengannya serta tidak diperbolehkan berhukum dengan selainnya dalam keadaan dia sendiri berhukum dengan hukum selain dari hukum yang dibawa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan dia berkeyakinan bahwa dengan perbuatannya berhukum dengan hukum selain yang diturunkan oleh Allah tersebut dia telah terjatuh dalam keharaman dan akan mendapat adzab atas apa yang telah dia lakukan, maka dalam keadaan seperti ini dia telah terjatuh
dalam Kafir Ashgor yang tidak menyebabkan dia keluar dari agama


Silahkan merujuk Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir At Thabari pada tafsir surat Al Maidah ayat 44 serta "Syarah Aqidah Thahawiyah" Ibnu Abiel Iez (323-334)

Semoga bermanfaat.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © :::::: HAQQUL IMAN :::::: | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com